Tince Sukarti tersenyum dalam takutnya di Jakarta

Jauh sebelum putaran kedua pilkada DKI Jakarta Raya di tahun 2017 ini, Tince Sukarti anak Pak Mahmud lebih dulu menginjakkan kakinya di ibukota negara Indonesia ini dibanding dua kandidat calon Gubernur Jakarta si Ahok dan si Arab Anies Baswedan yg kini sedang bertarung.

Dengan kemampuannya bernyanyi menyanyikan lagu-lagu berbagai genre membuatnya ingin pergi meninggalkan desanya, untuk mencari kehidupan baru dengan bekal wajah cantik nan lembut miliknya, ditambah kepintarannya mengolah suara meyakinkannya berangkat.

……..Iya, Tince bukan sekedar cantik. Maklum Ayah Arab dan mama-nya Cina. Dia terlahir sempurna sebagai seorang wanita. Dengan kulit kuning langsatnya, Tince menjadi kembang desa paling top pujaan para lelaki pemilik wajah tua, muda, jelek, ganteng di desanya. Semuanya antri demi cinta Tince.

Hari berganti, musim berlalu, kian hari semakin cepat waktu berputar. Kembang desa yang dulu jadi idaman kini telah layu termakan ganasnya Jakarta. Iya, Tince telah layu. Dia sudah tak lagi wangi seperti dulu. Dia tertipu makelar penyanyi yang dulu obral janji mengorbitkannya menjadi penyanyi kondang di Jakarta.

Dan kini, di usia senjanya, Tince hanya bisa tersenyum melihat keriuhan Jakarta yang dulu dia impikan menjadi tempatnya untuk mengubah nasib ketika pertama kali dengan langkah berani beranjak meninggalkan desa meski kedua orang tuanya melarang.

Terkadang dia merasa heran. Jakarta berubah sejak Pilkada paling hot ini, tidak lagi ramah seperti dulu. Dia juga takut ketika ramai-ramai isu SARA tentang orang asing di Indonesia ini berkumandang mengerikan.

Maklum, Tince keturunan imigran Arab dan ibu yang berasal dari negeri Cina….