Kondisi kota semakin kacau, api dimana-mana. Banyak puing berserakan. Suasana masih mencekam, dari kejauhan terdengar suara orang orang yang tadi saling lempar dengan pihak kerajaan sesekali berteriak maki, ada yang menantang dan ada yang berteriak tak jelas, apa yang dia bilang tidak dimengerti oleh spesies manusia seperti kita. Entah siapa dia.
KehadirAnnya misterius, dia bukan dari orang orang yang tadi. Tak terlihat sisa perkelahian di dirinya. Dalam hati aku bertanya, Atau jangan-jangan dia adalah pemakan gaji buta yang menerima honor lebih sebagai pemekik, lalu ketika suasana memanas dia berusaha untuk selalu dibarisan terbelakang.
Di zaman kerajaan dulu mereka lah para utusan. Terkadang nasibnya tidak bisa ditebak, seperti berjudi. Ada yang tak pernah pulang lagi, ada juga yang memang sengaja gak pulang. Tapi, pulang dengan segunung kabar baik adalah prestasi dari para utusan. Ada kelihaian yang dibutuhkan. Seni Negosiasi.
Bunyi sirene sudah tak terdengar lagi meraung seperti beberapa jam yang lalu, saat saling serang pecah. Sunyi, tapi suara berisik terdengar dari sini, suara suara sekelompok orang yang sedang bercengkrama, tertawa lepas, sepertinya mereka melupakan lelah yang baru saja menyita dini hari mereka yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga di rumah jika tidak ada tugas tambahan mendesak seperti ini.